Cara Menghitung Debit Puncak (Q) dan Koefisien Run Off (C)
Pendahuluan
Aliran permukaan (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan. Air hujan yang
jatuh ke permukaan tanah ada yang langs ung masuk ke dalam tanah atau
disebut air infiltrasi. Sebagian lagi tidak sempat masuk ke dalam tanah dan
oleh karenanya mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah.
Ada juga bagian dari air hujan yang telah masuk ke dalam tanah, terutam a
pada tanah yang hampir atau telah jenuh, air tersebut ke luar ke permukaan
tanah lagi dan lalu mengalir ke bagian yang lebih rendah. Aliran air
permukaan yang disebut terakhir sering juga disebut air larian atau
limpasan.
Bagian penting dari air larian dalam kaitannya dengan rancang bangun
pengendali air larian adalah besarnya debit puncak, Q (peak flow atau debit
air yang tertinggi) dan waktu tercapainya debit puncak, volume dan penyebaran
air larian. Curah hujan yang jatuh terlebih dahulu memenuhi a ir untuk
evaporasi, intersepsi, infiltrasi, dan mengisi cekungan tanah baru kemudian
air larian berlangsung ketika curah hujan melampaui laju infiltrasi ke dalam
tanah.
Semakin lama dan semakin tinggi intensitas hujan akan menghasilkan air
larian semakin besar. Namun intensitas hujan yang terlalu tinggi dapat
menghancurkan agregat tanah sehingga akan menutupi pori-pori tanah akibatnya
menurunkan kapasitas infiltrasi. Volume air larian akan lebih besar pada
hujan yang intensif dan tersebar mera ta di seluruh wilayah DAS dari pada
hujan tidak merata, apalagi kurang intensif. Disamping itu, faktor lain yang
mempengaruhi volume air larian adalah bentuk dan ukuran DAS, topografi,
geologi dan tataguna lahan.
Kerapatan daerah aliran (drainase) mem pengaruhi kecepatan air larian.
Kerapatan daerah aliran adalah jumlah dari semua saluran air/sungai (km)
dibagi luas DAS (km2 ). Makin tinggi kerapatan daerah aliran makin besar
kecepatan air larian sehingga debit puncak tercapai dalam waktu yang
cepat.
Vegetasi dapat menghalangi jalannya air larian dan memperbesar jumlah air
infiltrasi dan masuk ke dalam tanah.
Tujuan
1. Dapat menentukan nilai koefisien runoff (C).
2. Dapat menghitung aliran permukaan/debit puncak (Q).
Media yang Digunakan
Komputer dengan program MS Excel.
Perhitungan Koefisien Runoff
Koefisien Air Larian
Koefisien air larian (C) adalah bilangan yang menunjukkan
perbandingan
antara besarnya air larian terhadap besarnya curah hujan.
atau
dimana:
di = Jumlah hari dalam bulan ke -i
Q = Debit rata-rata bulanan (m3 /detik) dan 86400 = jumlah detik dalam 24
jam.
P = Curah hujan rata-rata setahun (m/tahun)
A = Luas DAS (m2 )
Misalnya C untuk hutan adalah 0,1 arti nya 10% dari total curah hujan
akan menjadi air larian.
Angka C ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan apakah suatu
DAS telah mengalami gangguan fisik. Nilai C yang besar berarti sebagian
besar air hujan menjadi air larian, maka ancaman erosi dan banjir akan
besar.
Besaran nilai C akan berbeda -beda tergantung dari tofografi dan
penggunaan lahan. Semakin curam kelerengan lahan semakin besar nilai C
lahan tersebut. Nilai C pada berbagai topografi dan penggunaan lahan bisa
dilihat pada Tabel berikut
Perhitungan Debit Puncak Aliran Permukaan
Metoda Rasional
Metoda rasional (U.S. Soil Consevation Service, 1973) adalah metoda yang
digunakan untuk memperkirakan besarnya air larian puncak (peak runoff).
Metoda ini relatif mudah digunakan karena diperuntukkan pemakaian pada DAS
berukuran kecil, kurang dari 300 ha (Gold man et al, 1986).
Persamaan matematik metoda rasional :
Qp = Air larian (debit) puncak (m3 /dt)
C = Koefisien air larian
ip = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas Wilayah DAS (ha)
Intensitas hujan ditentukan dengan memperkirakan waktu konsentrasi ( time
of concentration, Tc) untuk DAS bersangkutan dan menghitung intensitas
hujan maksimum untuk periode berulang (return period) tertentu dan waktu
hujan sama dengan Tc. Bila Tc=1 jam maka intensitas hujan terbesar yang
harus digunakan adalah curah hujan 1-jam.
Qp = 0,0028 C ip A
Kunjungi juga situs Artikel lainnya di
www.ardasik.com dan kumpulan
tutorial Autocad Civil 3D di www.ceritasipil.com
Contoh Perhitungan
1. Perhitungan debit puncak (Qp)
Suatu daerah dengan luas 250 ha memiliki koefisien runoff (C=0,35),
intensitas hujan terbesar (ip= 0,75 mm/jam). Hitung debit air larian
puncak (m3 /dt) ?
Pemecahan :
Qp = 0,0028 C ip A
= 0,0028 . 0,35 . 0,75 . 250 m3 /dt
= 0.18 m3 /dt
2. Perhitungan P, Q dan C
Perhitungan jumlah air yang mengalir melalui outlet dengan ukuran DAS
(200 ha)
Tahap-tahap yang perlu dilakukan :
a. Volume hujan setahun seluas 200 ha,
P = CH/1000 x A
dimana,
CH = curah hujan (mm/tahun)
A = luas DAS (m2 ) (1 ha = 10000 m2 )
P = (2542/1000) x 200 x 10000 m3 = 5.084.000 m3
c. Koefisien air larian (C) kemudian dapat dihitung, yaitu :
C = 2391552 m3 /5084000 m3 = 0.47
Lihat juga :
Posting Komentar untuk "Cara Menghitung Debit Puncak (Q) dan Koefisien Run Off (C) "
Posting Komentar