Metodologi kerja ialah strategi yang hendak dilakukan dalam pelaksanaan kerja sehingga pekerjaan bisa berjalan dengan urut serta sistematis. Dengan terdapatnya metodologi penerapan pekerjaan ini, hingga diharapkan sepanjang proses aktivitas yang dilakukan oleh perencana tidak hadapi kesulitan serta hambatan yang bersifat non teknis ataupun teknis, perihal ini dikarenakan dalam metodologi semestinya telah disusun secara urut pekerjaan yang hendak dilaksanakan serta dibuat langkah kerja serta strategi dengan memperhitungkan permasalahan- permasalahan yang bisa jadi akan terjadi. Dalam metodologi kerja kita menerapkan pendekatan teknis ataupun non teknis, dengan tujuan agar dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat dasar pemikiran ataupun pertimbangan dalam melaksanakan aktivitas untuk setiap item pekerjaan. Yang lebih ditekankan dalam metodologi kerja ini ialah prosedur serta langkah kerja dalam melakukan pekerjaan.
Untuk mempermudah dan memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan, Perencana akan menawarkan suatu konsep dalam menangani pekerjaan ini. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan menghasilkan produk yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan tidak mengabaikan masukan Direksi Pekerjaan seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta dapat menjawab dan menyelesaikan segala permasalahan yang ada seperti tersebut diatas.
Pelaksanaan pekerjaan baik itu pekerjaan lapangan maupun pekerjaan studio (di kantor) akan selalu mengikuti bagan alir yang telah dibuat oleh team kerja dari perencana. Beberapa pekerjaan yang berkaitan antara satu yang lain atau suatu pekerjaan yang mempunyai pengaruh dan merupakan data dasar bagi jenis pekerjaan yang lain akan didahulukan pelaksanaannya.
Ini penting dilaksanakan sehingga pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan keinginan Direksi Pekerjaan. Untuk menangani pekerjaan tersebut di atas perencana akan melaksanakan dua pendekatan pekerjaan yang tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya pemusatan kegiatan pada satu bagian kerja, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Kedua pendekatan tersebut adalah :
- Pendekatan Umum
- Pendekatan Teknis
A. Pendekatan Umum
Merupakan konsep penanganan pekerjaan yang bersifat umum, baik teknis dan non teknis, seperti: administrasi proyek, proses kontrak, persiapan pekerjaan, koordinasi antar personil, mobilisasi dan demobilisasi, dan pekerjaan lain termasuk semua kegiatan yang sifatnya sebagai kegiatan sekunder.
Dalam penanganan pekerjaan yang bersifat teknis, non teknis dan administratif, perencana akan menggunakan pola koordinasi proyek mandiri, artinya semua koordinasi pekerjaan baik kepada direksi pekerjaan maupun anggota tim perencana, penanganannya langsung berada dalam koordinasi pemimpin tim (team leader). Dan secara organisasi, pada akhir proyek ketua tim akan bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan.
Hal ini dimaksudkan agar segala keputusan baik teknis maupun non teknis dapat dilakukan secara cepat dan proporsional tanpa menunggu hasil konsultasi dengan kantor pusat kecuali pada hal-hal khusus yang tidak dapat diputuskan ditingkat ketua tim, sehingga kelancaran pekerjaan dan efisiensi hubungan kerja untuk mencapai kualitas tertinggi adalah hal utama yang jadi pertimbangan.
Untuk tujuan tersebut maka dalam pekerjaan akan ditugaskan personil-personil yang handal dan berpengalaman sesuai atau lebih tinggi dari yang disyaratkan dalam KAK, yang terdiri atas; seorang ketua tim yang sangat berpengalaman dengan dibantu oleh tenaga-tenaga professional, tenaga teknis dan pendukung yang professional dan berdedikasi serta memiliki integritas yang tinggi. Tanpa kualifikasi tersebut akan sulit pekerjaan dapat berjalan lancar dengan hasil yang memuaskan dan dapat memenuhi tujuan proyek dan keinginan direksi seperti tertuang dalam KAK.
B. Pendekatan Teknis
Pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan :
- Kegiatan persiapan,
- Inventarisasi lapangan,
- Pengumpulan data sekunder, meliputi :
- kegiatan Persiapan Administrasi dan Teknis,
- Mobilisasi personil dan peralatan kantor,
- Survei Lapangan Pendahuluan,
- Pengumpulan Data Sekunder,
- Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK), RK3K dan Penyusunan Laporan pendahuluan.
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data primer yang terdiri dari :
- Survei dan pemetaaan topografi,
- Survei hidrometri,
- Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah.
Setelah pengumpulan data primer selesai dilaksanakan dan hasilnya disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan dilanjutkan dengan tahapan analisa data dan perencanaan bangunan embung dan bangunan pelengkap. Pelaksanaan pekerjaan desain meliputi perencanaan detail dari komponen-komponen bangunan embung, pelimpah banjir dan bilamana ketersediaan air cukup besar dapat dipasang intake un tuk pemanfaatan air banu dan air irigasi. Perencanaan ini di aktualkan dengan penggambaran konstruksi bangunan serta dijelaskan melalui laporan Nota Desain.
Jika semua hasil perencanaan sudah disetujui oleh Direksi pekerjaan, tahapan pekerjaan dilanjutkan dengan Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ) dan RAB, Penyusunan Laporan Final, Spesifikasi Teknik, Pedoman Operasi & Pemeliharaan dan Laporan Ringkasan.
C. Inovasi Perencana
Untuk mengatasi beberapa kekurangan perihal informasi tersebut di atas, perencana dengan bekal pengalaman yang dimiliki dalam menangani pekerjaan sejenis telah membuat beberapa Inovasi yang kreatif dan dijadikan dasar penyusunan pendekatan dan metodologi untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan nantinya, antara lain :
1. Mengumpulkan data-data sekunder
Terutama menyangkut informasi tentang potensi-potensi sungai di Kabupaten Kolaka yang dapat dijadikan sumber air baku bagi masyarakat di Kabupaten Kolaka. Beberapa data yang sudah dapat dikumpulkan guna menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini antara lain :
- Peta Topografi Bakorsurtanal skala 1 : 50.000
- Peta Geologi Regional
- Data-data kependudukan di lokasi pekerjaan
- Data klimatologi dan data hujan
2. Penggunaan Program Bantu
Pemilihan dan penilaian teknologi akan dilakukan dengan pertimbangan yang seksama. Aplikasi teknologi disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang dihadapi saat ini yaitu penyediaan dalam dana kerja. Pendekatan teknik dengan menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan dan teknologi padat karya yang berwawasan sosial ekonomi, diharapkan akan dapat menunjang perluasan lapangan kerja produktif dan pertambahan nilai (value added) secara berimbang dan berkelanjutan.
Penerapan teknologi komputer, khususnya dalam pemakaian sofware yang tepat guna akan digunakan sebagai produk akhir dari kegiatan ini, misalnya dengan menggunakan program perhitungan stabilitas bangunan dapat dilakukan dengan menggunakan paket program PC-Slope, Plaxis.
Penggambaran peta situasi akan menggunakan program bantu seperti Soft Desk, Surfer ataupun Land Development. Penggambaran potongan memanjang dan melintang saluran/sungai akan digunakan program bantu yang dibuat dengan menggunakan fasilitas AutoLISP dari AutoCAD, dimana data profil diinput melalui program yang telah dibuat.
Dengan apresiasi dan inovasi di atas, perencana berkeyakinan akan menyelesaikan pekerjaan Survei, Investigasi, dan Desain (SID) Embung dengan Tepat Waktu, Tepat Mutu dan Tepat Biaya.
Demikian uraian tentang pendekatan teknis yang biasa diterapkan perencana atau sebuah konsultan dalam pekerjaan Survei, Investigasi dan Desain (SID) Embung. Selain itu, ada beberapa pertimbangan untuk perencanaan lebih lanjut dalam merencanakan pekerjaan Survei, Investigasi dan Desain (SID) Embung tertuang pada Standar dan Kriteria Pelaksanaan Pekerjaan. Untuk itu silahkan kunjungi halaman lainnya berikut ini:
Posting Komentar untuk "Metodologi Pekerjaan Survei, Investigasi, dan Desain (SID) Embung "
Posting Komentar